telah aku sempurnakan engkau menjadi heningku, mematung pada palung bibirmu yang membekas di sebuah sepi

Oleh : Harri Gieb | sumber : http://ranahaksara.wordpress.com/
13 Oktober 2010

aku ingin menuliskanmu sebagai langit
dengan awan abu-abu yang menggantung
memberi teduh kepada pohon-pohon di depan rumahmu itu
aku rindu merasakan hujan di pelataran rumahmu
melihatmu menggandeng ksatria kecilmu itu
membayangkan bahwa hari itu adalah
hari dimana waktu menjadi beku

aku ingin menuliskanmu sebagai hujan
dengan rintik yang berkejaran di kulitmu
aku rindu menyentuh kulit halusmu itu
memegang wajahmu di antara lampu malam
menyusur gelisah karena ada jarak
yang meminta kamu kembali

aku ingin menuliskanmu sebagai malam
dengan cahaya kunang-kunang yang
memahatkan kenangan akan sebuah pertemuan
kapan kita bisa bercakap lagi
sambil memuntahkan tubuh
yang penat dengan keputusan-keputusan

aku ingin menuliskanmu sebagai embun
dengan pucuk daun yang basah mengingatkan
bahwa pagi ini aku akan menyapa wajahmu lagi
meski hanya dengan kata
inilah kebahagiaan yang aku cari yang
selama ini ternyata bersembunyi di balik tanganmu

aku ingin menuliskanmu sebagai biru
dengan kelopak bunga yang mekar ketika kamu sentuh
memimpikan sebuah rumah dengan
telaga luas di belakangnya
tempat kita menerjemahkan asmara
menjadi pohon-pohon rindang dan secangkir kopi
—-

Comments

Popular posts from this blog

Jalur busway ke satpas daan mogot (pembuatan SIM)

klinik kencana RSCM..

klinik cempaka RSCM